Determinan kejadian putus berobat pasien tuberkulosis
DOI:
https://doi.org/10.62290/hjph.v1i3.32Keywords:
Putus berobat, pengetahuan, efek samping obat, TBAbstract
Latar Belakang: Penyakit Tuberkulisis (TB) merupakan salah satu penyakit kesehatan masyarakat secara global hingga saat ini. Berhenti konsumi obat sebelum 6 bulan dapat meningkatkan risiko kematian bagi penderita dan penularan bagi orang lain termasuk anggota keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan kejadian putus berobat (drop out) pasien TB.
Metode: Desain penelitian yang digunakan berupa crossectional. Lokasi penelitian dilakukan di Puskesmas Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu Selatan. Waktu penelitian dimulai dari bulan Januari-Mei 2024. Subjek penelitian ini adalah seluruh penderita TB yang berkunjung di Puskesmas Aek Goti sebanyak 200 orang. Besar sampel sebanyak 100 orang yang diperoleh dengan teknik purposive sampling. Analisis data penelitian menggunakan uji uji Chi Square.
Hasil: Hasil penelitian melaporkan bahwa pengetahuan pasien TB paling banyak pada kategorik kurang baik sebanyak 52%. Sebanyak 87% dukungan pendamping minum obat adalah tidak aktif. Sebanyak 96% responden mengalami efek samping obat dengan kategorik berat. Sebanyak 95% tenaga kesehatan adalah mendukung pasien TB untuk berobat.
Kesimpulan: Pengetahuan, dukungan petugas kesehatan serta efek samping obat signifikan terhadap kejadian putus berobat pada pasien TB.
Downloads
Published
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
- Semua artikel yang diterbitkan oleh Haga Journal of Public Health dapat diakses secara bebas dan permanen secara online segera setelah diterbitkan, tanpa adanya biaya berlangganan. Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa dengan akses terbuka terhadap penelitian dapat mendorong pertukaran pengetahuan di seluruh dunia. Konten di situs ini, dilisensikan dibawah ketentuan Lisensi Internasional Atribusi-Komersial 4.0 Creative Commons.